Sedangkan
istilah metode tersebut berarti suatu tata kerja yang dapat mencapai tujuan
secara efisien. Pengertian Organisasi
dan Metode secara lengkap adalah Rangkaian proses kegiatan yang harus
dilakukanuntuk menibgkatkan kegunaan segala sumber dan factor yang menentukan
bagi berhasilnya proses Manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan
dinamika organisasi atau birokasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah
ditetapkan.
Dari
pengertian tersebut terkandung beberapa maksud yaitu :
- Organisasi dan Metode merupakankunci atau syarat kerja yang setepat-tepatnya.
- Organisasi dan Metode Penting bagi kegiatan Manajemen.
- Organisasi dan Metode Dapat memanfaatkan sumber-somber dan waktu yang tersedia.
- Organisasi dan Metode Berguna dalam meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai tujuan.
Bagaimana
sebuah organisasi bisa dikatakan baik? Organisasi yang baik bisa di katakan organisasi
yang terorganisir, organisasi yang mempunyai visi dan misi atau tujuan yang
jelas, organisasi yang mempunyai perencanaan yang matang,organisasi yang
mempunyai kreatifitas dan inofatif dalam membuat perencanaan,organisasi yang
bisa berkembang sesuai dengan tujuan dan visi misi yang sudah menjadi
kesepakatan. Sekarang ini banyak organisasi yang gagal. Ini karena hal-hal
diatas tidak terpenuhi.
Kerjasamamerupakan
salah satu kunci keberhasilan. Kerjasama yang baik bisa menjadi awal sebuah
organisasi bisa berjalan dengan lancar dan baik,di samping itu juga perlu
adanya komunikasi yang baik pula. Tanpa ada kerjasama dan komunikasi yang
baik,sebuah organisasi tidak akan bisa bertahan lama, Jika hal-hal itu tidak
terpenuhi maka organisasi tidak akan berjalan dengan baik.
Bentuk
Organisasi Niaga
Dalam
pembahasan ini saya akanmembahas bentuk organisasi Niaga yaitu Perseroan
Terbatas (PT), Perseroan Terbatas (PT), adalah suatu persekutuan untuk
menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya
memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari
saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat
dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. PT dipimpin oleh direksi,
Sedangkan pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta
Perseroan
terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam
anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik
perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat
memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik
saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang
dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan
utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila
perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang
disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang
diperoleh perseroan terbatas.
Selain
berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang
diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa
menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.
Untuk
mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh
notaris ) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas,
modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan
oleh menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri
Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri kehakiman, tentunya juga harus
memenuhi syarat-syarat
Visi :
Untuk
menjadi yang terdepan dalam memenuhi kepuasan Mitra Usaha / Klien.
Misi :
Memberikan
pelayanan terbaik kepada Mitra Usaha dengan sistem yang terintegrasi untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia kami sebagai tenaga terlatih yang profesional
sehingga mampu untuk bersaing didunia internasional.
Organisasi dapat di artikan sebagai wadah
bagi sekelompok manusia yang saling bekerja sama atau bisa juga diartikan
sebagai proses pengelompokan manusia yang berkerja sama dengan efisien.
Sedangkan metode mempunyai arti tata cara kerja yang dapat mencapai tujuan
secara efisien.
Dari sumber lain mengatakan
bahwa Organisasi adalah :
- suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama (Menurut Stoner).<*>
- Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama(Menurut D. Mooney).<*>
Jika digabungkan keduanya maka
memiliki arti :
Rangkaian proses kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan
berhasilnya suatu proses management. Terutama dengan memperhatikan fungsi dan
dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai suatu target yang
telah direncanakan secara efisien.
Seberapa penting peranan Metode dan
Organisasi <M & O> ?? maka dengan yakinnya modul ini mengatakan seperti
ini :
- M & O merupakan kunci atas pelaksanaan kerja yang setepat tepatnya.
- M & O penting bagi kegiatan management
- M & O dapat memanfaatkan sumber – sumber dan waktu yang ada
- M & O berfungsi untuk meningkatkan efisiensi kerja dalam mencapai suatu target
Management adalah Sebuah proses yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang – orang serta
sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and mcHugh 1997). <*>
Namun pada hakekatnya
management adalah proses penggunaan cara – cara pemikiran yang rasional maupun
praktis untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan oleh kerjasama dengan
orang lain tanpai mengabaikan sumber – sumber lain dan waktu yang tersedia
dengan cara setepat – tepatnya.
Berikut adalah penjabaran pengertian
Organisasi menurut Nickels, McHugh and McHugh 1997 :
- Management dalam Perencanaan
Perencanaan sangat dibutuhkan dalam
rangka pencapaian target – target yang telah di tetapkan sebelumnya, bagaimana
trik – trik dalam mencapai target tersebut agar segera tercapai dengan efisien
(sedikit biaya, tinggii hasil).
- Management dalam Pengorganisasian
Pengorganisasian diadakan dengan
tujuan penggolongan bagian bagian kerja sesuai kemampuan masing masing tenaga
kerja yang diharapkan dapat berkolaborasi dalam mencapai targer yang telah di
tentukan.
- Management dalam Motivating <pendorongan>
Motivating sangat terlihat
keberadaannya ketika para tenaga kerja dalam keadaan tertekan, atau terlibat beberapa
masalah dalam pencapaian target tersebut. Motivating ini bertujuan agar para
tenaga kerja sadar dan kembali pada target awal sehingga memunculkan suatu
tenaga tambahan dalam diri masing masing tenaga kerja untuk lebih semangat lagi
mencapai target.
- Management dalam Pengendalian <controlling>
Pengawasan kepada setiap bagian
untuk memastikan bahwa mereka <tenaga kerja> tetap bekerja sesuai rule
rule yang telah ditentukan di awal.
Kemudian apa hubungannya antara
Organisasi, Metode (tata kerja), dan Management ? Ketiga kata tersebut sangat
erat hubungannya, Untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan
sebelumnya, Management bertindak sebagai sebuah proses dalam pencapaian tujuan
melalui kerja sama antar tenaga kerja, di dalam proses tersebut pasti akan
membutuhkan suatu alat pengelompokan kerjasama yang dalam hal ini Organisasi
adalah ahlinya. Agar tujuan tercapai dengan efisien, maka Metode (tata cara)
menyediakan berjuta – juta cara bagaiamana mencapai tujuan tersebut. Oleh
karena itu ketiga komponen ini tidak dapat di pisahkan satu sama lain.
Teori Organisasi dan Konteks Sejarah
Truth
Teori
Organisasi adalah
sebuah cabang ilmu sosial yang relatif muda, ia baru berkembang pada akhir
abad-19. Untuk sedikit lebih paham tentang sejarah perkembangannya penulis
menyajikan latar belakang singkat konteks sejarah dimana teori organisasi
sebagai sebuah cabang ilmu sosial dikembangkan.
Periode
1750-1870
Ciri utama
(main features) situasi masyarakat pada waktu itu adalah adanya revolusi
industri (1st industrial revolution, role of technology, invention of steam
enggine in the UK). Sebagai salah satu kejadian paling penting sebelum abad
kedua puluh ini, dalam kaitannya dengan teori organisasi. Revolusi Industri
dimulai pada abad kedelapan belas di Inggris, revolusi tersebut menyeberangi
Samudera Atlantik dan ke Amerika pada akhir perang saudara. Revolusi tersebut mempunyai
dua elemen utama di Amerika Serikat. Kekuatan mesin telah menggantikan kekuatan
manusia secara cepat, dan pembangunan terusan dan rel kereta api dengan cepat
mengubah metode transportasi. Hasilnya adalah menyebarnya pendirian pabrik.
Pabrik-pabrik besar menggunakan kekuatan uap untuk menjalankan beratus-ratus
mesin secara efesien. Barang-barang jadi kemudian dapat dikirimkan dengan murah
melalui kapal atau kereta api keseluruh negara. Dampaknya terhadap desain
organisasi menjadi jelas yaitu penekanan terhadap efisiensi.
Pembangunan
pabrik membutuhkan penciptaan yang terus-menerus dari struktur organisasi untuk
memungkinkan terjadinya proses produksi yang efisien. Pekerjaan harus
dirumuskan, arus pekerjaan harus ditetapkan, departemen diciptakan, dan mekanisme
koordinasi dikembangkan. Secara singkat, struktur organisasi yang kompleks
harus dirancang karena pengaruh lingkungan, politik dan masyarakat. Model
kepemimpinan dan bisnis administratif dikembangkan pula. Adam Smith menulis
buku tentang kemakmuran negara pada tahun 1776. Buku tersebut membahas tentang
keuntungan ekonomis dari pembagian kerja pada industri paku. Smith mengatakan
bahwa apabila sepuluh orang pekerja masing-masing melakukan tugas spesialisasi,
maka mereka dapat menghasilkan kurang lebih empat puluh delapan ribu buah paku
seharinya. Namun demikian ia mengatakan jika masing-masing pekerja bekerja
secara terpisah dan bebas, kesepuluh orang pekerja tersebut dapat dikatakan
beruntung jika dapat membuat dua ratus atau sepuluh paku seharinya.
Smith
kemudian membuat kesimpulan yang sekarang diterima oleh para manajer sebagai
suatu akal sehat, yaitu pembagian kerja dapat menghasilkan efesiensi ekonomis
yang mencolok. Selain Smith dan juga Marx, kontribusi yang berpengaruh pada
waktu itu terhadap teori organisasi adalah pandangan Ralph C. Davis (1928), yang memperkenalkan perspektif perencanaan
rasional, yang mengatakan bahwa struktur merupakan hasil logis dari
tujuan-tujuan organisasi. Davis mengatakan bahwa tujuan utama sebuah perusahaan
adalah pelayanan ekonomis. Tidak ada perusahaan yang dapat hidup jika tidak
memberikan nilai ekonomis. Nilai ekonomis ini dikembangkan melalui aktivitas
yang dilakukan oleh para anggotanya untuk menciptakan produk atau jasa
organisasi. Aktivitas-aktivitas tersebut kemudian menghubungkan tujuan
organisasi dengan hasilnya. Adalah pekerjaan manajemen untuk mengelompokkan
aktivitas-aktivitas tersebut sedemikian rupa sehingga membentuk struktur
organisasi. Davis kemudian berkesimpulan bahwa dengan demikian struktur
organisasi tergantung pada tujuan-tujuan organisasi.
Perspektif
perencanaan rasional menawarkan sebuah model yang sederhana dan langsung untuk
merancang sebuah organisasi. Perencanaan formal manajemen menentukan
tujuan-tujuan organisasi. Tujuan-tujuan tersebut kemudian, dalam urutan yang
logis, menentukan pengembangan struktur, arus wewenang, serta hubungan lainnya.
Periode
1870-PD II (WW II)
Ciri
utamanya (main features) adalah basis pengembangan produksi dengan melakukan
diferensiasi tenaga kerja, mekanisasi pabrik dan penciptaan skala ekonomi
(production improvement based on diferentiation of labour, mechanism and
economy of scale) dengan membuat produk secara masal (mass production),
spesialisasi terhadap pekerjaan juga sudah dilakukan pada waktu itu dan semakin
dimanfaatkannya pemikiran rasional dari para tenaga ahli administrasi bisnis.
Pengaruh lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh menjadi pertimbangan
bisnis, undang-undang dibuat dengan memperhitungkan kepentingan kemanusiaan,
studi tentang organisasi berbasis pada negara, angkatan bersenjata dan gereja.
Pada waktu itu Mayo melakukan pengamatan terhadap para pekerja dengan percobaan
intensitas cahaya, pengaruhnya terhadap pekerja, yang ditemukan pada percobaan
tersebut adalah kesimpulan tentang faktor manusia pada organisasi (human
factor) dan organisasi informal yang kemudian menjadi bintang pemandu (guiding
star) yang paling berpengaruh terhadap pengembangan paradigma teori organisasi
neo-klasik.
Ide-ide yang
menonjol tentang organisasi pada waktu itu adalah tentang struktur, hirarki,
aturan dan norma-norma (Weber, dengan tipe idealnya), Max Weber menulis pada
permulaan abad ini dan telah mengembangkan sebuah model struktural yang ia
katakan sebagai alat yang paling efisien bagi organisasi-organisasi untuk
mencapai tujuantujuannya.
Ia menyebut
struktur ideal ini sebagai birokrasi. Struktur tersebut ditandai dengan adanya
pembagian kerja, sebuah hirarki wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang
formal, peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak didasarkan hubungan
pribadi (impersonal). Gambaran Weber tentang birokrasi telah menjadi prototipe
rancangan bagi kebanyakan struktur organisasi yang sekarang ada. Saat itu mulai
diidentifikasi pula tentang adanya kesamaan fungsi pada semua organisasi
(Fayol), identifikasi yang dilakukan oleh Fayol sangat berpengaruh kepada cara
pandang terhadap organisasi, bahwa tujuan organisasi adalah agar tugas dapat
dilaksanakan, organisasi membutuhkan sebuah struktur yang mengatur agar
pekerjaan-pekerjaan sejenis seperti rekayasa, manufaktur dan penjualan
dikelompokkan dalam bagian-bagian tertentu.
Setelah
Perang Dunia I dan reorganisasi General Motors Company oleh Alfred Sloan dan mencapai puncaknya pada tahun
1950-an dengan didesentralisasinya American General Electric Company oleh Jack
Welch, model Fayol diterapkan sebagai sebuah struktur yang disebut sebagai unit
usaha. Hal ini diterima sebagai usaha untuk menyeimbangkan antara kepentingan
intern untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan kepentingan ekstern
dimana pasar harus dapat dilayani. Sampai saat ini ia tetap merupakan
pendekatan yang diterima secara luas dan melandasi semua pembahasan tentang
menyeimbangkan kompetensi inti (core competencies) dengan fokus pasar (market
focus), juga karena perhatian dewasa ini adalah dengan reengineering. Cara
pandang Fayol, sebetulnya sudah didahului oleh Fredrick yang Akbar raja Prusia
yang mendefinisikan konsep tentara modern, dia mengatakan bahwa tentara
mempunyai tiga bagian: invanteri berjalan, kaveleri menunggang, dan arteleri
ditarik. Dengan kata lain definisi sebuah organisasi adalah berdasarkan
perbedaan pekerjaan.
Konsep dasar
ini melandasi semua organisasi militer sampai Perang Dunia I dan dapat
dikatakan sebagai teori atau definisi pertama dari organisasi. Selain itu ia
juga merupakan konsep yang melandasi usaha pertama untuk mendefinisikan
organisasi perusahaan: yaitu teori usaha manufaktur yang dikembangkan Henry Fayol, sekitar Perang Dunia I, yang pada
waktu Kontribusi Fayol hanya sebatas struktur dan pasar, tetapi tidak membatasi
keyakinan kita bahwa sekarang begitu banyak pendekatan yang berbeda muncul,
tidak mengganti pendekatan Fayol, tetapi melengkapinya, organisasi diatas semua
itu bersifat sosial yang mencerminkan nilai-nilai bukan sekedar alat, dan
dengan berbagai pendekatan tentunya akan ditemukan satu organisasi yang ideal
itu menjabat sebagai kepala pertambangan batu bara terbesar di Eropa 8. Model
bagi administrasi bisnis pada waktu itu oleh ilmuan administrasi seperti Weber
(1910), Taylor, Gilbraith, serta muncul pula 14 prinsip manajemen Fayol, Fayol
menganalisis kegiatan manajemen kedalam lima elemen: perencanaan, organisasi,
komando (pengarahan), koordinasi dan pengendalian, kerangka kerja analisis ini
kemudian dipakai dan dikembangkan oleh banyak sekali pengarang.
Sementara
itu Mayo (1930); memberi pemahaman awal tentang organisasi sebagai suatu
kesatuan sistem, kontribusinya didasari oleh suatu riset bukan hanya pengalaman
pribadi, dia mengalihkan perhatian dari masalah struktur dan pengendalian
mekanis ke faktor manusia yang mempengaruhi performa organisasi industri. Mayo
berkesimpulan bahwa masalah motivasi dan respons emosi yang diakibatkan oleh
situasi kerja lebih penting dari pengaturan logis dan rasional dalam menentukan
keluaran, ia juga berpendapat bahwa hubungan sosial pada kelompok kerja adalah
faktor terpenting yang mempengaruhi kepuasan para pekerja atas pekerjaannya.
Periode PD
II-1960
Situasi pada
waktu itu menuntut masyarakat untuk membangun kembali industri atau melakukan
rebuilding terhadap industri. Industri pasca PD II berkembang pesat dari segi
Peter F. Drucker, The Organization of the Future, 1996, p. 4. 14 prinsip Fayol
adalah: 1. Pembagian kerja dan spesialisasi, 2. Kekuasaan yang seimbang dengan
tanggung jawab, 3. Displin, 4. Kesatuan komando, 5. Kesatuan arah, 6.
Subordinasi kepentingan umum dan kepentingan pribadi, 7. Keseimbangan antara
imbalan dengan upayanya, 8. Sentralisasi, 9. Hirarki prinsip dan kesatuan lini,
10. Prinsip urutan (satu tempat bagi setiap orang dan setiap orang pada
tempatnya), 11. Kewajaran/keadilan, 12. Stabilitas masa jabatan personal, 13.
Pentingnya inisiatif, 14. Pentingnya semangat korps. kuantitatif, basis
perencanaan bersifat ekspansif, didasarkan pada data pertumbuhan, mekanisme
pasar pada waktu itu bercirikan adanya permintaan lebih besar dibanding
penawaran (demand > supply), adanya pasar penjual, dan rendahnya tekanan harga.
Sementara industri manufaktur pada waktu itu berkembang pesat dengan
dibangunnya kembali industri-industri yang melayani kebutuhan masyarakat akan
barang sehingga tercipta lapangan pekerjaan baru, industri-industri
berkompetisi dalam hal kapasitas produksi yang optimum.
Organisasi-organisasi
memfokuskan diri pada peningkatan produktifitas lewat pembagian kerja yang
baik, mekanisasi kerja, dan peningkatan skala produksi. Tokoh yang menonjol
dalam menciptakan model pemikiran adalah Keynes, Simon (1940); membahas teori
pengambilan keputusan (theory on decision taking), Miller (1940); dengan
pendekatan sosio-tehnikalnya, termasuk anggota Tavistock Institute of Relation
di Inggris juga menunjukkan pentingnya perhatian akan hambatan tehnologi dan
kebutuhan manusia untuk memperoleh kebutuhan hubungan sosialnya ketika
mendesain struktur organisasi.
Dari hasil
riset mereka muncul prinsip optimalisasi gabungan sosial dan tehnik, dengan
penekanan pada kebutuhan untuk mencari bentuk organisasi yang dapat memenuhi kebutuhan
tehnik dan aspirasi manusia secara simultan. Pada waktu itu studi perilaku
(behavioural science) mulai dikembangkan. Studi perilaku yang terkenal
dilakukan oleh tiga pakar psikolog di Amerika yaitu Herzberg, McClelland dan
Maslow. Herzberg terkenal dengan pembedaannya antara motivator dan apa yang
disebut sebagai kesehatan kerja. Menurutnya motivator adalah pekerjaan itu
sendiri, prestasi, tanggung jawab, dan pengakuan, sedangkan kesehatan adalah
sesuatu yang tidak berfungsi sebagai motivator, melainkan hanya menjaga pekerja
dari perasaan tidak puas. Faktor ini antara lain bayaran atau upah kerja,
kondisi kerja dan hubungan dengan penyelia. Kerja Herzberg telah mendorong
diadakannya eksperimen penting tentang pengayaan kerja dan meragukan efektivitas
dari banyak skema insentif keuangan.
Riset
McClelland menekankan pentingnya motivasi dalam performa kerja11. Sedangkan
kontribusi Maslow yang berpengaruh dalam pembahasan teori organisasi adalah
penyusunan urutan kebutuhan manusia dalam sistem hirarki. Hirarkinya didasari
oleh anggapan bahwa kebutuhan pokok seperti keinginan untuk bertahan dan rasa
aman adalah dasar motivasi, sedangkan urutan kebutuhan yang lebih tinggi
seperti rasa memiliki, penghargaan, prestasi dan aktualisasi diri berfungsi
sebagai motivator yang semakin penting pada masyarakat maju, yaitu ketika
keinginan untuk bertahan dan rasa aman tidak dipermasalahkan lagi. Riset Maslow
lainnya tentang perilaku, berupa studi tentang kelompok kerja industrial dan
motivasinya, studi tentang kelompok kerja industrial, studi tentang faktor yang
mempegaruhi efektiftas organisasi, serta beberapa riset tentang perilaku
manajerial dan kepemimpinan (Robbins, 1994).
Periode
1960-1970
Tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan ciri utama pada periode ini,
peningkatan skala produksi dengan memperhatikan tingkat pengembalian
(turn-over), dan internasionalisasi organisasi13, di pasar persaingan makin
terasa karena konsumen Herzberg, 1959, dalam Philip Sandler, Prnsip dan
Kebijakan Organisasi, hlm.9. Mc Clelland, 1969, ibid. Maslow, 1954, ibid.
Lawrence dan Lorsch, 1967, dalam Philip Sandler, Prinsip dan Kebijakan
Organisasi, analisis mereka terhadap perusahaan adalah kegiatan mendiferensiasi
karena berhubungan dengan pasar yang berbeda, dapat menyeleksi produk dengan
pertimbangan keragaman harga yang ditawarkan, produsen menciptakan diferensiasi
terhadap harga dalam kerangka melayani beragamnya preferensi konsumen.
Tehnologi yang ada pada waktu itu adalah aplikasi tehnologi yang dikembangkan
dalam kepentingan ekspansi produksi, sementara pengembangan tehnologi baru
masih sangat rendah.
Lingkungan
kegiatan investasi pada waktu itu berkembang pesat, industri perbankan menjadi
bagian yang semakin penting dalam dunia bisnis, yang memungkinkan terciptanya
tingkat kemakmuran yang tinggi, peningkatan kualitas kerja pada organisasi
mulai diperhatikan. Pada saat itu tekanan lingkungan terhadap organisasi
melalui kelompok-kelompok mulai terjadi dan implikasinya perusahaan harus
memperlakukan para pekerjanya dengan lebih manusiawi. Kompetisi terjadi dalam
hal harga, pengendalian intern agar terjadi efisiensi melalui tindakan
restrukturisasi, memindahkan tempat produksi di negara-negara yang tingkat
upahnya rendah, mengurangi integrasi vertikal, meningkatkan mekanisasi, dan
memperkecil range dari produk.
Organisasi
pada waktu itu bertumpu pada pemisahan antara bagian lini dan staf, antara
bagian operasi dan kontrol, perencana dan pelaksana, penciptaan produk yang
kreasinya semakin disederhanakan. Pekerjaan dilakukan dalam tugas-tugas
berulang (repetitive tasks). Kompleksitas organisasi diatur oleh prosedur yang
luas atau dengan birokrasi dan struktur yang fungsional14. Hal ini menunjukkan
bahwa organisasi pada waktu itu dikondisikan agar lebih memperhatikan orientasi
internal organisasi. namun pada saat yang sama harus mengintegrasikan secara
simultan berbagai kegiatan ini kedalam satu organisasi yang koheren dan kohesif
guna pengendalian dan koordinasi. Rensis Likert, 1961, dalam Philip Sandler,
Prinsip dan Kebijakan Organisasi, memahami organisasi sebagai rangkaian grup
yang saling berkaitan.
Ide-ide yang
berkembang pada waktu itu menyatakan bahwa kesuksesan organisasi ditentukan
oleh birokrasi yang rasional dan manajemen yang kuat. Teori situasional
(contingency), dengan pemahaman akan pentingnya hasil eksternal, dikembangkan
oleh Pugh, Woodward, dan Minzberg. Joan Woodward dalam studinya mengenai
struktur organisasi dan tingkatan tehnologi, secara meyakinkan menunjukkan
bahwa tidak ada cara terbaik untuk mengorganisasi suatu bisnis dan bahwa bentuk
organisasi berdasarkan prinsip klasik, yang menekankan kesatuan perintah,
hirarki, dan kejelasan struktur, dalam kenyataannya jarang dipraktekkan oleh
perusahaan yang sukses. Hal yang sama juga dilihat oleh Burns dan Stalker, mereka
mendemonstrasikan bahwa prinsip manajemen klasik berjalan dengan baik dalam
perusahan yang memiliki tehnologi tinggi, mapan dan pasar yang baik, tetapi
tidak cocok bagi perusahaan yang menghadapi keadaan perubahan setiap saat.
Pertimbangan
efisiensi, spesialisasi, hirarki, sangat mewarnai ide-ide dalam pengembangan
teori organisasi dekade ini. Selain itu, studi perilaku (behavioural science)
pada organisasi juga masih dikembangkan oleh para teoritikus, dan salah satu
tesis dari Duglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang manusia
yaitu; pertama pada dasarnya negatif-Teori X, dan yang lainnya pada dasarnya
positif-Teori Y. Implikasi dari teori McGregor terhadap teori organisasi adalah
argumentasi bahwa asumsi-asumsi teori Y lebih disukai dan asumsi-asumsi itu
harus dapat membimbing para manajer guna merancang organisasi mereka dan
memotivasi pegawai-pegawainya.
Rice and
Trist, 1963, dalam Philip Sandler, Prnsip dan Kebijakan Organisasi, menekankan
pada kebutuhan mencari bentuk organisasi yang dapat memenuhi kebutuhan tehnik
dan aspirasi manusia secara simultan, merupakan kesimpulan hasil riset mereka.
Woodward 1965, dalam Philip Sadler, Prinsip Kebijakan dan Organisasi. Gairah
yang besar pada permulaan tahun 1960-an bagi pengambilan keputusan partisipatif,
penciptaan pekerjaan yang bertanggungjawab dan menantang para pekerja, serta
pengembangan hubungan antar kelompok yang baik dapat ditelusuri dari saran
McGregor agar manajer mengikuti asumsi-asumsi teori Y.
Makin
tingginya tingkat persaingan internasional mendorong teoritisi menciptakan
organisasi yang mampu bersaing secara global, hasil studi yang terkenal
dilakukan Ansof (1965) dengan model perencanaan strategisnya (strategic
planing) pada strategi bersaing secara menyeluruh sebuah perusahaan dalam
sebuah industri (corporate strategy). Selain Ansof, karya klasik mengenai
hubungan antara strategi organisasi dan strukturnya dibuat oleh ahli sejarah
dari Harvard, Alfred Chandler yang dipublikasikan pada tahun 1960-an.
Dewasa ini,
semua tulisan tentang hubungan strategi dan struktur jelas dipengaruhi
penilitian Chandler. Chandler mempelajari hampir seratus perusahaan terbesar di
Amerika Serikat. Setelah menelusuri perkembangan organisasi-organisasi tersebut
dari tahun 1909 sampai 1959, termasuk didalamnya kasus-kasus historis yang
ekstensif dari perusahaan-perusahaan seperti Du Pont, General Motors, Standart
Oil Of New Jersey, dan Sears. Chandler menyimpulkan bahwa perubahan strategi
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam struktur sebuah organisasi. Seperti
yang dikatakan oleh Chandler, ‘Strategi baru membutuhkan struktur yang baru
atau, paling tidak struktur yang diperbaharui jika perusahaan yang makin besar
tersebut harus dapat dioperasikan secara efisien…kecuali jika struktur tidak
mengikuti strategi, maka akan timbul ketidakefisienan.
Penulis
subyek teori organisasi yang berpengaruh pada priode 1960-1970 adalah McGregor,
1961, Chandler, 1962, Cyert dan March 1963, Agryris, 1963, Simon, 1960 dan
1964, Likert, Ansoff, 1965, Hutte, 1966, Lawrence and Lorsch, DeBono, 1967,
Blake dan Mouton, 1968.
Periode
1970-1980
Masa dimana
perdagangan dunia mengalami stagnasi, industri mengalami kelebihan kapasitas,
hanya negara Jepang yang tampil beda dengan konsep high quality tetapi harga
produknya rendah. Situasi persaingan pada waktu itu berdampak pada daur hidup
produk yang semakin pendek, dibarengi dengan krisis energi karena harga minyak
membubung tinggi dan berimplikasi terhadap tingkat suku bunga bank yang tinggi
sehingga dunia usaha pada waktu itu melakukan restrukturisasi besar-besaran dan
mengendalikan usaha mereka secara ketat. Dengan demikian pada waktu itu
sumbangan dunia kepada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan mengalami
penurunan.
Situasi
pasar pada waktu itu sangat memprihatinkan, daya beli masyarakat mengalami
penurunan. Pasar didominasi oleh pasar pembeli, tidak lagi didominasi oleh
pasar penjual. Hal ini mengindikasikan berkembangnya dunia usaha tidak
berkembang seperti dekade sebelumnya. Pesimisme terhadap masa depan dunia
industri terjadi karena munculnya berbagai krisis, dilain pihak memunculkan
kesadaran dalam masyarakat tentang penciptaan lingkungan kerja yang lebih baik
agar lebih tahan terhadap hantaman krisis yang terjadi.
Isu
demokrasi adalah isu yang paling menonjol dalam kehidupan bernegara, termasuk
munculnya berbagai organisasi yang berbasis demokratisasi. Determinan krisis
yang menonjol pada waktu itu, mendorong persaingan bertumpu pada kualitas bila
tidak ingin ditinggalkan pelanggan, dan perusahaan mulai melihat peluang baru
dengan kesadaran baru pula yaitu tingkat persaingan antar perusahaan yang
meluas. Dengan situasi persaingan yang terjadi, kemudian berdampak padanya
perubahan budaya organisasi dimana kualitas menjadi fokus perhatian organisasi,
dan lebih beriorientasi kepada konsumen serta melakukan segala hal secara baik
dan benar sejak awal demi menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
Perusahaan-perusahaan pada umumnya melakukan koordinasi kembali antara bagian
tehnisi, produksi dan pemasaran sebagai subyek hangat yang dibahas dalam teori
organisasi pada waktu itu. Solusi yang berkembang adalah penciptaan sistem
informasi yang memungkinkan organisasi cepat melakukan evaluasi, dan terjadi
komunikasi yang baik secara vertikal maupun horisontal dalam organisasi, serta memungkinkan
adanya monitoring terhadap proses produksi.
Dengan
demikian orientasi organisasi pada waktu itu adalah organisasi yang betul-betul
fungsional dalam mencapai kinerja yang berorientasi pada mutu. Ide-ide yang
berkembang sebagai konsep organisasi adalah pendekatan sistem, konsep
Deming/Juran, konsep quality thinking, kedekatan hubungan antara produsen
dengan para pelanggan, pentingnya komunikasi dan kerjasama, peningkatan
kualitas adalah jalan untuk meningkatkan efisiensi, keberhasilan ditentukan
oleh kualitas, struktur dan komponen-komponen manajemen. Ansof (1976),
mengembangkan hal ini dengan melanjutkan rumusan perencanaan strategis menjadi
sebuah stategi manajemen organisasi. Dengan kata lain ide-ide tehnikal yang
berkembang pada organisasi dekade ini adalah otomatisasi dalam kegiatan
produksi dan pemasaran, penciptaan organisasi yang semakin simple, penciutan
jumlah staf, memperpendek rute komunikasi, integrasi dan desentralisasi,
pengembangan yang sifatnya paralel, proyek manajemen, gugus tugas, Just in Time
(JIT), Manufacturing Resource Planing (MRP) Manufacturing Resource Planing II
(MRP II), OPT.
Penulis
subyek teori organisasi yang berpengaruh pada periode 1970-1980 adalah Redin,
1971, Hersey, 1975, Blancard,1976.
Periode
1980-1990
Kondisi
dunia usaha kembali kepada keadaan yang lebih baik merupakan ciri utama periode
ini. Pelanggan dapat memilih berbagai alternatif dan hal ini dilakukan secara
sadar karena informasi pasar tentang spesifikasi sebuah produk sangat jelas.
Sektor industri yang berkembang pesat adalah perusahaan jasa. Kontribusi industri
manufaktur terhadap GNP megalami penurunan jika dibandingkan dengan sumbangan
yang diberikan oleh sektor jasa.
Pasar
didominasi oleh pasar pembeli yang berimplikasi kepada pelayanan konsumen
dituntut adanya fleksibelitas pelayanan perusahaan. Pembeli mempunyai kebiasaan
memilih sehingga model produk dan jasa yang diintrodusir ke pasar harus
dibarengi dengan konsep pelayanan yang cepat, dan siklus hidup produk yang
semakin diperpendek.
Manufacturing
Resource Planing adalah software manufaktur yang bermanfaat menolong manajemen
menyelesaikan persoalan bisnis dalam hal penyediaan informasi tentang
persediaan, material, kualitas, customer service, produktifitas, dan manajemen
kas, Alan D.Luber, 1991. Semakin penting untuk mengembangkan tehnologi karena
situasi persaingan yang semakin ketat. Tehnologi baru memberi peluang kepada
produk maupun proses pembuatannya untuk bersaing. Dengan demikian investasi
terhadap pengembangan tehnologi dan mesin penting untuk dilakukan dalam dunia
industri.
Situasi
sosial pada waktu itu tidak lagi menganggap industri sebagai sebuah kejahatan,
pandangan negatif mulai bergeser, industri ternyata dapat menciptakan kekayaan
dan kemakmuran. Trend yang umumnya terjadi pada waktu itu adalah
restrukturalisasi organisasi (organizational restructuring), kebijakan dunia
industri adalah kesatuan dalam kebijakan inovasi dan pengembangan tehnologi.
Situasi persaingan dekade ini bertumpu pada persaingan harga, kualitas, dan
kecepatan pelayanan. Konsumen mempunyai altenatif pilihan produk, oleh karenanya
kecepatan dan fleksibilitas pelayanan sangat penting. Konsentrasi pada
organisasi dekade ini bertumpu pada inovasi terhadap proses dan produk.
Implikasinya organisasi membentuk struktur yang semakin datar (flat),
mengurangi persediaan, jangka waktu proses produksi dipersingkat, pengurangan
beberapa komponen produksi yang dianggap tidak perlu, dan melakukan evaluasi
produk dengan cepat, serta mengurangi konsentrasi untuk proyek-proyek yang
dianggap membuang waktu seperti inovasi dalam engineering dan pilot-pilot
proyek, CAD/CAM.
Penulis
teori organisasi periode 1980-1990 adalah Hofstede, Deming, 1980,Pascale dan
Athos, De Siter, 1981, Te Hart, Petters dan Waterman, Ohmae, Ouchi, 1982,
Mintsberg, 1983, Porter, Moss-Kanter, 1985 dan De Geus, 1988.
Periode
1990-Sekarang
Dekade ini
ditandai dengan berkembangnya konsep IT (institutional technology), penggunaan
tehnologi mendominasi semua aktivitas, dan merupakan kesadaran awal akan
pentingnya pengembangan tehnologi. Tehnologi yang bukan tehnologi inti (core
technology) ditransfer ke negara-negara dunia ketiga. Kegiatan pasar difokuskan
untuk perdagangan barang, jasa, sumber daya manusia, dan modal. Organisasi
dekade ini memandang pentingnya kerjasama antara supplier dan pelanggan, oleh
karena itu untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan organisasi harus
betul-betul mendesain produk secara baik sebelum dilepas ke pasaran.
Ide-ide yang
berkembang pada organisasi dekade ini adalah pemikiran tentang kompetensi
mendasar yang harus dimiliki organisasi, sistem manajemen yang terintegrasi,
partisipasi dan demokratisasi dalam organisasi.
Desain Organisasi Formal
dan Informal Pengertian Desain Organisasi
Istilah organisasi berasal dari kata organon/bahasa yunani. Yang berarti alat, tools. Desain organisasi (organizational design) merupakan proses memilih dan mengimplementasikan struktur yang terbaik untuk mengelola sumber-sumber untuk mencapai tujuan. Sasaran desain organisasi adalah menggunakan struktur yang memberikan fasilitas pengimplementasian strategi. Desain organisasi dapat juga dinyatakan sebagi proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi dan lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut. Desain organisasi menuntut manajer untuk melihat secara bersamaan ke dalam organisasi dan ke luar organisasi. Ada empat bagian untuk membangun desain organisasi, yaitu pembagian kerja, departementalisasi, hirarki dan koordinasi. Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting; pertama perubahan stratgei dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu, desain organisasi merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam struktur termasuk mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka mensyusun desain organisasi. Manajer hendaknya memandang desain organisasi sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi dengan gaya situasional atau kontingensi,yaitu struktur yang ada didesain untuk menyesuaikan keadaan organisasi atau sub unitnya yang unik.
Istilah organisasi berasal dari kata organon/bahasa yunani. Yang berarti alat, tools. Desain organisasi (organizational design) merupakan proses memilih dan mengimplementasikan struktur yang terbaik untuk mengelola sumber-sumber untuk mencapai tujuan. Sasaran desain organisasi adalah menggunakan struktur yang memberikan fasilitas pengimplementasian strategi. Desain organisasi dapat juga dinyatakan sebagi proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi dan lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut. Desain organisasi menuntut manajer untuk melihat secara bersamaan ke dalam organisasi dan ke luar organisasi. Ada empat bagian untuk membangun desain organisasi, yaitu pembagian kerja, departementalisasi, hirarki dan koordinasi. Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting; pertama perubahan stratgei dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu, desain organisasi merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam struktur termasuk mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka mensyusun desain organisasi. Manajer hendaknya memandang desain organisasi sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi dengan gaya situasional atau kontingensi,yaitu struktur yang ada didesain untuk menyesuaikan keadaan organisasi atau sub unitnya yang unik.
Organisasi
didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
- Menurut Prof. Dr. Sondang Siagian, Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk suatu tujuan bersama dan terikat secara formal.
- Menurut Chester I. Barnard, Organisasi adalah suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
- Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb)
sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum
Bahasa Indonesia)
Jadi, paling tidak definisi organisasi terdiri dari :
1. orang orang/sekumpulan orang
2. kerjasama
3. tujuan bersama
Jadi, paling tidak definisi organisasi terdiri dari :
1. orang orang/sekumpulan orang
2. kerjasama
3. tujuan bersama
Desain organisasi menekankan pada sisi
manajemen dari teori organisasi dengan mempertimbangkan konstruksi dan mengubah
struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengertian / Definisi Organisasi Informal dan Organisasi Formal
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
Pengertian / Definisi Organisasi Informal dan Organisasi Formal
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
Salah satu bagian penting organisasi
adalah pengelompokkan informal dan hubungan-hubungan pribadi yang dapat lebih
berpengaruh dibanding dengan hubungan formal seperti yang ditunjukkan bagan
organisasi.
Argiyris mengemukakan empat bidang utama dimana bidang organisasi formal dan informal berbeda :
1. Hubungan-hubungan antar pribadi. Hubungan-hubungan antar pribadi didalam organisasi formal digambarkan jelas, sedangkan dalam organisasi informal tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
2. Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih dalam informal.
3. Pengendalian perilaku. Organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan kelompok informal mengendalikan para anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
4. Ketergantungan. Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, bawahan-bawahan lebih tergantung dari pada para anggota suatu kelompok informal.
Argiyris mengemukakan empat bidang utama dimana bidang organisasi formal dan informal berbeda :
1. Hubungan-hubungan antar pribadi. Hubungan-hubungan antar pribadi didalam organisasi formal digambarkan jelas, sedangkan dalam organisasi informal tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
2. Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih dalam informal.
3. Pengendalian perilaku. Organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan kelompok informal mengendalikan para anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
4. Ketergantungan. Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, bawahan-bawahan lebih tergantung dari pada para anggota suatu kelompok informal.
Walaupun ada perbedaan tersebut adalah
suatu kesalahan bila menganggap kelompok formal dan informal sebagai dua
kesatuan organisasi yang terpisah. Keduanya hidup bersama dan tidak dapat
dipisahkan setiap organisasi formal selalu mempunyai organisasi informal dan
setiap organisasi informal brkembang dalam berbagai tinkatan formal.
Walaupun ada perbedaan tersebut adalah
suatu kesalahan bila menganggap kelompok formal dan informal sebagai dua
kesatuan organisasi yang terpisah. Keduanya hidup bersama dan tidak dapat
dipisahkan setiap organisasi formal selalu mempunyai organisasi informal dan
setiap organisasi informal brkembang dalam berbagai tinkatan formal.
Teori Organisasi
PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI
A. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik
Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
1. Pentingnya peran manajer
2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
4. Iklim kondusif
Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (1)
PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI
A. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik
Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
1. Pentingnya peran manajer
2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
4. Iklim kondusif
Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (1)
1.
Robert Owen (1771 -
1858)
- Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
- Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
2. Charles Babbage (1792 - 1871)
- Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (2)
3. Frederick W. Taylor :
Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi waktu kerja (time & motion studies ). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (3)
- Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
- Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
2. Charles Babbage (1792 - 1871)
- Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (2)
3. Frederick W. Taylor :
Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi waktu kerja (time & motion studies ). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (3)
2.
4. Hennry L. Gantt
(1861 - 1919) :
Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
1. Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.
2. Mengenal metode seleksi yang tepat.
3. Sistem bonus dan instruksi.
Hennry L. Gantt menolak sistem upah differensial, karena hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (4)
5. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 -1972) :
- Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan.
- Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan.
- Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan.
Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
1. Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.
2. Mengenal metode seleksi yang tepat.
3. Sistem bonus dan instruksi.
Hennry L. Gantt menolak sistem upah differensial, karena hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (4)
5. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 -1972) :
- Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan.
- Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan.
- Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan.
6.
Herrrington Emerson (1853 - 1931) :
- Penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah pemborosan dan inefisinesi.
- Oleh karena itu ia menganjurkan :
1. Tujuan jelas 7. Urutan instruksi
2. Kegiatan logis 8. Standar kegiatan
3. Staf memadai 9. Kondisi standar
4. Disiplin kerja 10. Operasi standar
5. Balas jasa yang adil 11. Instruksi standar
6. Laporan terpecaya 12. Balas jasa insentif
- Penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah pemborosan dan inefisinesi.
- Oleh karena itu ia menganjurkan :
1. Tujuan jelas 7. Urutan instruksi
2. Kegiatan logis 8. Standar kegiatan
3. Staf memadai 9. Kondisi standar
4. Disiplin kerja 10. Operasi standar
5. Balas jasa yang adil 11. Instruksi standar
6. Laporan terpecaya 12. Balas jasa insentif
http://njiee.blogspot.com/2009/11/desain-organisasi-formal-dan-informal.html#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar