Kamis, 21 November 2013

[2] Bapak Impian



Bapak Impian


Pada suatu ketika, ada seorang anak ganteng bernama borneo. Dia anaknya pendiam, pemalu, dan cengeng. Dia lahir dari keluarga yang berantakan, Tetapi anak itu imannya bisa di katakan biasa- biasa saja. Dia pernah melakukan dosa sama seperti manusia – manusia biasa lainnya. Walaupun di katakan biasa Ia termasuk orang yang kuat.
Mengapa bisa di katakan kuat??? Kita simak cerita berikut ini !!!

Pada tanggal 24 Januari 2013 masehi tepatnya, Borneo tidak bisa tidur karena sakit kepala sehingga menyebabkan seperti itu. Biasa karena cewek , padahal cuman cewek di boncengin pria lain.
Malam pertama, pada hari kamis tanggal adalah hari  libur karena tanggal merah maulid nabi Muhammad..Tidurnya pagi, karena libur dia bisa tidur pagi. 
Malam kedua, tidak bisa tidur lagi tetapi ini hari jum’at adalah hari masuk sekolah, terpaksa Ia pagi ini tidak tidur karena harus masuk untuk menuntut ilmu baginya. Hari yang kedua ini  sakitnya menjadi parah, sebenarnya Ia di beritahukan untuk tidak masuk sekolah, kata mbah lakinya. Tetapi Ia tetap ngotot untuk pergi ke sekolahnya.
Ketika sampai di sekolah dia mabok minuman 2 botol sampai kembunk, Beli di kantin. Seusai minum Ia pergi ke kelas untuk belajar Agama Islam, karena bel masuk sudah berbunyi. Tingkah lakunya pun aneh, tidak seperti biasanya. Ia bergaul ngajak teman untuk pergi cabut, ngayap, dan Ia menjadi agresif. Sehingga teman- temannya pun menjadi takut padanya.
Setelah pulang sekolah, tiba – tiba om nya pun ada dirumah membawa tas gunung, sepulang kerja. Hatiku tambah sakit, karena aku kira tidak di ajak naik gunung. Om ku bertanya

Om                  : lu kenapa dul ga bisa tidur ???
Borneo                        : gak tau nihh, PUSING
Om                  : ahh itu sihh, karena banyak pikiran aja jadi gak bisa tidur, nanti juga bisa
Borneo                        : emang ya om ???
Om                  : pasti lagi mikirin cewek ya ?
Borneo                        : iya koq om bisa tau ?
Om                  : kan om baru ngintip ( setelah ngobrol panjang di depan rumah bareng om )

Sampai keesokan harinya, aku pun tidak bisa tidur. Perjalananku baru di mulai. Aku sering tertawa terbahak – bahak, sedih terlalu sedih, dan marah terlalu marah. Akhirnya aku melihat bayangan ayah kandungku dan ayah tiriku. Aku tonjoki bayangan mereka berdua namun pada akhirnya mereka kalah.
Tentu aku tidak sendirian mengalahkan bayangan mereka berdua, aku di bantu om ku bernama Badul. Setelah sudah besar aku di ajak pergi naik gunung, di sana harus sabar dan ikhlas menerima apa adanya sehingga mencapai tertinggi di Indonesia negara kita ini.
Setelah naik gunung 2x. Barulah aku di berikan gelang kesayangannya oleh om ku. Karena dia orangnya pengertian dan tidak sombong. Walaupun kadang – kadang ngeselin dia mempunyai sikap seperti ayah sesungguhnya yang jantan dan berani. Dia sudah kuanggap seperti ayah kandungku sendiri. Seakan – akan aku merasa mempunyai ayah seperti teman – teman di sekitarku. Dan aku berjanji tidak menyakiti hati orang tua maupun jiwa dan raga, selama aku masih bisa bernafas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar